Kamis, 21 April 2011

Perdagangan luar negeri

kekuatan perdagangan luar negeri

Dua kekuatan ekonomi Indonesia yang diingkari oleh bangsa ini adalah kekuatan pada sektor pertanian/ perkebunan dan kekuatan perdagangan luar negeri (ekspor dan impor). Bangsa ini menganggap kedua kekuatan ini sebagai sesuatu hal yang biasa. Bangsa ini tidak melihatnya sebagai kekuatan ekonomi yang melatarbelakangi perekonomian Indonesia selama ini.

Antara kedua kekuatan ini pun saling mendukung sehingga keduanya sangat berperan dalam kurun waktu perekonomian Indonesia berjalan. Keduanya dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Pertanian/perkebunan menjalankan dua fungsi yaitu berfungsi bagi kegiatan ekonomi dalam negeri dan kegiatan ekonomi luar negeri.

Bagi fungsinya di dalam negeri, pertanian/perkebunan mempunyai peran bagi penyediaan kebutuhan konsumsi dalam negeri, kebutuhan bahan baku industri dalam negeri dan penyediaan barang barang untuk di ekspor. Dalam sebuah seminar baru-baru ini dinyatakan bahwa biaya produksi bagi sektor pertanian (padi) di Indonesia sebesar Rp60 triliun.

Dari biaya itu sektor pertanian bisa berproduksi yang nilainya Rp160 triliun. Itu berarti yang dapat disumbangkan oleh sektor pertanian pada PDRB Indonesia sebesar Rp100 triliun. Selama ini, perhitungan ini tidak menjadi perhatian bagi pembuat kebijakan ekonomi Indonesia.

Padahal perannya sangat besar dan cukup menakjubkan. Bangsa ini selalu menganggap kegiatan sektor pertanian sebagai pelengkap dalam perekonomian. Padahal tidak demikian. Apalagi jika diperhitungan betapa banyak kesempatan kerja yang diciptakannya dan besarnya pengeluaran konsumsi yang terjadi bagi mendorong sektor non pertanian (industri).

Peran perdagangan luar negeri dari pertanian dan perkebunan juga tidak kecil. Ia mengambil peran yang besar di dalam ekspor Indonesia. Di samping memperbesar kegiatan perdagangan ia juga berperan sebagai penyedia dan memperkuat cadangan devisa. Perdagangan luar negeri Indonesia saat ini masih dikuasai oleh ekspor barang hasil pertanian dan perkebunan.

Penjelasan pihak BPS baru baru ini, menyangkut PDRB 2009 Indonesia, dikatakan bahwa peran perdagangan luar negeri mengalami kemunduran. Pertumbuhannya mengalami negatif (baik ekspor maupun impor). Namun demikian ia masih mampu menciptakan surplus (surplus perdagangan luar negeri) dua setengah kali lebih besar dari surplus perdagangan luar negeri tahun 2008.

Pernyataan ini menjelaskan bahwa ketergantungan dunia akan barang ekspor (pertanian/perkebunan) sangatlah besar. Dalam suatu keadaan ekonomi dunia yang belum sehat saja kegiatan ekspor Indonesia masih bisa memberikan sumbangannya pada perdagangan luar negeri dan bisa mendorong pertumbuhan kesempatan kerja dan pendapatan.

Jika kegiatan perdagangan luar negeri di perhatikan dan diurus dengan baik ia bisa menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Ia bisa menjadi unggulan perekonomian Indonesia Kinerja pertumbuhan ekspor dan impor 2009 menunjukan nilai minus 14,98 % bagi ekspor dan minus 25,03 % untuk impor. Namun surplus perdagangan luar negeri 2009 sebesar $19.63 miliar lebih besar 2,5 kali dari surplus perdagangan luar negeri 2008 yang besarnya $7.82 miliar. Ternyata kinerja perdagangan luar negeri Indonesia lebih cepat pulih dari krisis ekonomi global jika dibandingkan dengan pemulihan sektor industri dalam negeri Indonesia.

Pemulihan ini mengikuti gerak pemulihan ekonomi global karena barang ekspor Indonesia merupakan bahan baku bagi industri negara importir. Tabel ini juga menunjukan bahwa dilihat dari sudut kinerja, perdagangan luar negeri Indonesia tahun 2009 adalah tidak sehat.

Namun jika dilihat secara absolut atas nilai perdagangan luar negeri itu maka ia mengalami kenaikan yang luar biasa (2,5 kali dari nilai surplus perdagangan luar negeri tahun 2008). Memang diakui bahwa kualitas perdagangan luar negeri tidak saja dilihat dari surplus perdagangannya tapi juga dilihat dari kinerja ekspor dan impor nya. Walau demikian, Indonesia masih bersyukur, di tengah gelombang krisis ekonomi global, ekspor Indonesia bisa bangkit lebih cepat.

Dengan demikian, peluang kerja dan pembentukan pendapatan pada kegiatan ekspor juga akan bangkit lebih cepat mengikuti perkembangan ekspor. Yang kurang menggembirakan adalah kegiatan impor. Dengan minusnya pertumbuhan impor maka di Indonesia untuk tahun 2010.

Pengaruh itu juga akan terasa pada produksi kebutuhan barang industri dalam negeri. Padahal saat ini perekonomian Indonesia sedang dilanda masalah oleh masuknya barang industri dari luar negeri yang begitu deras. Rendahnya produksi barang industri bagi kebutuhan dalam negeri dikhawatirkan akan mempengaruhi perimbangan pasokan barang indusri buatan dalam negeri dan impor barang industri Indonesia.

Pengaruh ini akan terlihat pada kecenderungan ketidakberimbangan pasokan asal kedua barang itu pada tahun 2010. Untuk masa mendatang, dalam rangka menjadikan kegiatan perdagangan luar negeri sebagai andalan perekonomian Indonesia, para pembuat kebijakan ekonomi hendaknya dapat memberikan perhatian yang lebih besar sebagaimana yang dilakukan oleh negara negara mitra dagang Indonesia.

Perhatian itu dapat diberikan dalam bentuk perpajakan dan perkreditan yang bersifat khusus serta insentif lainnya. Kekuatan pertanian/perkebunan dan perdagangan luar negeri masih bisa dipakai untuk menjaga kekuatan ekonomi Indonesia sebelum kegiatan industri  ndonesia berkembang.

Hendaknyalah Indonesia tidak melihat pada apek nilai yang diberikan kedua kegiatan ini tapi lihat juga pengaruhnya pada kegiatan lain yang dapat didukungnya, baik itu industri, perdagangan dan penciptaan lapangan kerja maupun pendapatan.

Penulis adalah pemerhati ekonomi
(dat07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar