Tugas 1 Sotfskill
(1) Beri komentar tentang artikel berikut ini:
Pemasaran adalah merupakan salah satu kegiatan utama dalam bidang perekonomian, disamping kegiatan produksi dan konsumsi. Konsumsi baru bias terlaksana setelah adanya kegiatan produksi dan pemasaran. Dengan kata lain, produksi dan pemasaran dapat membantu terlaksananya tujuan konsumsi. Pemasaran jika kita lihat berada diantara produksi dan konsumsi, yang berarti bahwa pemasaran menjadi penghubung antara dua faktor tersebut. Dalam kondisi perekonomian sekarang ini, tanpa adanya pemasaran orang sulit mencapai tujuan konsumsi yang memuaskan. Betapapun baiknya produk yang dihasilkan, jika orang lain tidak mengetahuinya, maka produk tersebut sulit akan laku.
Jelaskan selengkap mungkin apa, kesalahan yang kalian temukan pada artikel di atas!
Pemasaran adalah merupakan salah satu kegiatan utama dalam bidang perekonomian, disamping kegiatan produksi dan konsumsi. Konsumsi baru bias terlaksana setelah adanya kegiatan produksi dan pemasaran. Dengan kata lain, produksi dan pemasaran dapat membantu terlaksananya tujuan konsumsi. Pemasaran jika kita lihat berada diantara produksi dan konsumsi, yang berarti bahwa pemasaran menjadi penghubung antara dua faktor tersebut. Dalam kondisi perekonomian sekarang ini, tanpa adanya pemasaran orang sulit mencapai tujuan konsumsi yang memuaskan. Betapapun baiknya produk yang dihasilkan, jika orang lain tidak mengetahuinya, maka produk tersebut sulit akan laku.
Jelaskan selengkap mungkin apa, kesalahan yang kalian temukan pada artikel di atas!
Jawaban
Menurut kelompok kami untuk meperjelas dalam
suatu artikel produksi dan pemasaran kami menambahkan pengertian dari suatu
produksi dan pemasaran dengan sistemnya masing masing.
Latar
belakang perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu
memperoleh keuntungan.Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan
kepada konsumen atas produk yang yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen
menjadi tolak ukur darikeberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk yang
berkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen. Dalam mencapai strategi
pemasaran yang tepat dan terbaik untuk diterapkan, salahsatunya perusahaan
dapat melihat dari faktor bauran pemasaran. Hal tersebut penting karena bauran
pemasaran merupakan salah satu pokok pertimbangan konsumen dalam melakukan
keputusan pembelian suatu produk. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang
dibutuhkan oleh konsumen, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan
banyak kesempatan untuk menjaring konsumen dan produk yang ditawarkanakan
sia-sia.
Promosi adalah arus informasi atau persuasi
satu arah yang dapat mengarahkan organisasi atau seseorang untuk menciptakan
transaksi antara pembeli dan penjual. Promosi merupakan kegiatan terakhir dari
marketing mix yang sangat penting karena sekarang ini kebanyakan pasar lebih
banyak bersifat pasar pembeli di mana keputusan terakhir terjadinya transaksi
jual beli sangat dipengaruhi oleh konsumen.
Pemasaran adalah kegiatan pemasar untuk menjalankan
bisnis (profit atau nonprofit) guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan
jasa, menetapkan harga, mendistribusikan, serta mempromosikannya melalui proses
pertukaran agar memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan.
Fungsi utama mengapa kegiatan pemasaran dilakukan
adalah
1. Untuk memberikan informasi tentang produk yang
dijual perusahaan.
2. Untuk mempengaruhi keputusan membeli konsumen.
3. Untuk menciptakan nilai ekonomis suatu barang.
Kegiatan utama pemasaran atau juga disebut marketing
mix adalah suatu perangkat perusahaan yang terdiri dari 4 variable yaitu
produk, struktur harga, kegiatan promosi dan saluran distribusi dengan tujuan
untuk menentukan tingkat keberhasilan pemasaran perusahaan yang bisa
memberikan kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan konsumenyang dipilih atau segmen
pasar yang di harapkan.
Perkembangan konsep pemasaran tersebut mencerminkan
perkembangan penekanan kepentingan perusahaan atas bisnisnya. Perusahaan yang
mempunyai konsep produksi, konsep produk, dan konsep penjualan mempunyai
kepentingan (orientasi) internal perusahaan lebih dominan. Pada orientasi
eksternal, pergeseran ke konsep pasar berarti menambah perhatian perusahaan
tidak hanya mendasarkan kepentingan perusahaan dan pihak pelanggan saja, tetapi
juga perlu memperhatikan kepentingan pesaing.
Produk adalah merupakan bentuk penawaran organisasi
jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuanmelalui pemuasan kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apasaja (baik yang berwujud
fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial
untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semuayang
ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsiuntuk
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa,
orang,organisasi dan ide.Produk merupakan hasil dari kegiatan produksi
perusahaan yang nantinya akan di jual perusahaan atau barang yang dibeli
perusahaan untuk dijual kembali kepada konsumenakhir (bagi perusahaan dagang).
Konsep produksi adalah anggapan pemasar yang
berorientasi kepada proses produksi (internal) bahwa konsumen hanya akan
membeli produk-produk yang murah. Dengan demikian fokus kegiatan perusahaan
yang harus dilakukan adalah efesiensi biaya (produksi dan distribusi) agar
dapat menjual barang dengan murah kepada konsumen. Dengan kata lain jika
perusahaan tersebut menjual barang dengan biaya yang murah maka konsumen akan
membeli produk buatan perusahaa tersebut (perusahaan tersebut akan menarik
konsumen sebanyak-banyaknya), dengan demikian produksi barang tersebut pun akan
meningkat.
Karena
produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran, keberhasilan suatu
perusahaan dapat diketahui dari respon yang ditunjukkan oleh konsumen. Pada
situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan
ditekan oleh faktor-aktor eksternal seperti perubahan teknologi, ekonomi,
sosial kultural dan pasar. Di sisi lain, secara internal perusahaan
menghadapi perubahan organisasi yang tak kalah peliknya, seperti masalah
budaya perusahaan, struktur, karyawan, pemegangsaham. Dalam situasi seperti ini
konsep pemasaran tidak lagi cukup hanya berbicaratentang penjualan, periklanan
atau bahkan konsep bauran pemasaran 4P (product, place, pricing, dan
promotion).Pemasaran harus dilihat sebagai suatu konsep bisnis strategi
(strategic business concept. Artinya pemasaran tidak lagi sekedar pemasaran
pada arti sebenarnya, melainkan harus diintegrasikan dengan strategi perusahaan
secara keseluruhan.
Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat
dan terbaik untuk diterapkan, salah satunya perusahaan dapat melihat dari
faktor bauran pemasaran. Hal tersebut penting karena bauran pemasaran merupakan
salah satu pokok pertimbangan konsumen dalammelakukan keputusan pembelian suatu
produk. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh konsumen,
maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk
menjaring konsumen dan produk yang ditawarkanakan sia-sia. Pemasaran merupakan
salah satu ilmu ekonomi yang telah lama berkembang, dan sampai pada saat
sekarang ini pemasaran sangat mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk
bisa bertahan di dalam pangsa pasar. Oleh karena itu diperlukan strategi
pemasaranyang dapat memberikan pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya
dalammemasarkan produknya. Apabila strategi pemasaran yang dilaksanakan
perusahaantersebut mampu memasarkan produknya dengan baik, hal ini akan
berpengaruh terhadaptujuan perusahaan.
(2). Pemukiman kumuh sering diidentikkan dengan
kemiskinan, bahkan hasil penelitian Ismail (1991:1) menunjukkan bahwa
pertumbuhan pemukiman kumuh berhubungan positif dengan problema kemiskinan
penduduk. Semakin banyak penduduk miskin di perkotaan, semakin meningkat jumlah
pemukiman (kampong) kumuh. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penduduk
pemukiman kumuh merupakan masyarakat miskin. Keterbatasan ekonomi dan keadaan
social yang kurang mendukung mengakibatkan lapisan penduduk marjinal DKI
Jakarta dengan terpaksa dan atau sengaja bermukim di pemukiman kumuh. Di antara
mereka bahkan mendirikan bangunan liar pada lokasi yang tidak diperuntukkan
sebagai pemukiman atau pada lahan milik pihak lain. Timbul masalah kesehatan
yang mendasar, seperti: masalah air minum, tinja, sampah, sanitasi makanan,
serangga dan pencernaan yang disebabkan oleh timbulnya pemukiman kumuh.
Permasalahan kesehatan tersebut yang telah menjadi problematika bagi masyarakat
maupun aparat pemerintah.
Berdasarkan artikel no 2 susun (1) Rumusan masalah, (2) Tujuan penelitian
Berdasarkan artikel no 2 susun (1) Rumusan masalah, (2) Tujuan penelitian
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bagi
kota-kota besar di Indonesia, persoalan kemiskinan merupakan masalah yang
serius karena dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya kantong-kantong
kemiskinan yang kronis dan kemudian menyebabkan lahirnya berbagai persoalan
sosial di luar kontrol atau kemampuan pemerintah kota untuk menangani dan
mengawasinya. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang
tidak mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program dilakukan untuk
mengatasinya, namun masih saja banyak kita jumpai permukiman masyarakat miskin
di hampir setiap sudut kota yang disertai dengan ketidaktertiban dalam hidup
bermasyarakat di perkotaan. Misalnya yaitu, pendirian rumah maupun kios dagang
secara liar di lahan-lahan pinggir jalan sehingga mengganggu ketertiban lalu
lintas yang akhirnya menimbulkan kemacetan jalanan kota. Masyarakat miskin di
perkotaan itu unik dengan berbagai problematika sosialnya sehingga perlu
mengupas akar masalah dan merumuskan solusi terbaik bagi kesejahteraan mereka.
Dapat dijelaskan bahwa bukanlah kemauan mereka untuk menjadi sumber masalah
bagi kota namun karena faktor-faktor ketidakberdayaanlah yang membuat mereka
terpaksa menjadi ancaman bagi eksistensi kota yang mensejahterahkan.
Keluhan
yang paling sering disampaikan mengenai permukiman masyarakat miskin tersebut
adalah rendahnya kualitas lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang
mesti disingkirkan. Terbentuknya pemukiman kumuh, yang sering disebut sebagai slum area sering
dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat
merupakan sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan
sumber penyakit sosial lainnya. Karena itulah saya tertarik untuk membahas
tentang pemukiman kumuh dan upaya untuk mengatasinya di perkotaan.
2. Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah pengertian dan karakteristik permukiman kumuh?
2.
Bagaimanakah sebab dan proses terbentuknya permukiman kumuh?
3.
Apa masalah-masalah yang timbul akibat permukiman kumuh?
4.
Bagaimana upaya untuk mengatasi permukiman kumuh?
3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik permukiman kumuh.
2.
Untuk mengetahui sebab dan proses terbentuknya permukiman kumuh.
3.
Untuk mengetahui masalah-masalah yang timbul akibat permukiman kumuh.
4.
Untuk mengetahui upaya untuk mengatasi permukiman kumuh.
Penjelasan dari rumusan maslah diatas adalah
1. Pengertian dan Karakteristik
Permukiman Kumuh
Permukiman
adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, dapat merupakan
kawasan perkotaan dan perdesaan, berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggal/hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan.
Sedangkan kata “kumuh” menurut kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai kotor atau cemar. Jadi, bukan padat, rapat becek, bau, reyot, atau tidak teraturnya, tetapi justru kotornya yang menjadikan sesuatu dapat dikatakan kumuh.
Menurut Johan Silas Permukiman Kumuh dapat diartikan menjadi dua bagian, yang pertama ialah kawasan yang proses pembentukannya karena keterbatasan kota dalam menampung perkembangan kota sehingga timbul kompetisi dalam menggunakan lahan perkotaan. Sedangkan kawasan permukiman berkepadatan tinggi merupakan embrio permukiman kumuh. Dan yang kedua ialah kawasan yang lokasi penyebarannya secara geografis terdesak perkembangan kota yang semula baik, lambat laun menjadi kumuh. Yang menjadi penyebabnya adalah mobilitas sosial ekonomi yang stagnan.
Karakteristik Permukiman Kumuh : (Menurut Johan Silas)
Sedangkan kata “kumuh” menurut kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai kotor atau cemar. Jadi, bukan padat, rapat becek, bau, reyot, atau tidak teraturnya, tetapi justru kotornya yang menjadikan sesuatu dapat dikatakan kumuh.
Menurut Johan Silas Permukiman Kumuh dapat diartikan menjadi dua bagian, yang pertama ialah kawasan yang proses pembentukannya karena keterbatasan kota dalam menampung perkembangan kota sehingga timbul kompetisi dalam menggunakan lahan perkotaan. Sedangkan kawasan permukiman berkepadatan tinggi merupakan embrio permukiman kumuh. Dan yang kedua ialah kawasan yang lokasi penyebarannya secara geografis terdesak perkembangan kota yang semula baik, lambat laun menjadi kumuh. Yang menjadi penyebabnya adalah mobilitas sosial ekonomi yang stagnan.
Karakteristik Permukiman Kumuh : (Menurut Johan Silas)
1. Keadaan rumah pada permukiman kumuh
terpaksa dibawah standar, rata-rata 6 m2/orang. Sedangkan fasilitas kekotaan
secara langsung tidak terlayani karena tidak tersedia. Namun karena lokasinya
dekat dengan permukiman yang ada, maka fasilitas lingkungan tersebut tak sulit
mendapatkannya.
2. Permukiman ini secara fisik memberi
3. kan manfaat pokok, yaitu dekat tempat
mencari nafkah (opportunity value) dan harga rumah juga murah (asas
keterjangkauan) baik membeli atau menyewa. Manfaat permukiman disamping pertimbangan
lapangan kerja dan harga murah adalah kesempatan mendapatkannya atau
aksesibilitas tinggi.Hampir setiap orang tanpa syarat yang bertele-tele pada
setiap saat dan tingkat kemampuan membayar apapun, selalu dapat diterima dan
berdiam di sana, termasuk masyarakat “residu” seperti residivis, WTS dan
lain-lain.
Kriteria Umum Permukiman Kumuh:
1. Mandiri dan produktif dalam banyak aspek,
namun terletak pada tempat yang perlu dibenahi.
2. Keadaan fisik hunian minim dan
perkembangannya lambat. Meskipun terbatas, namun masih dapat ditingkatkan.
3. Para penghuni lingkungan permukiman kumuh
pada umumnya bermata pencaharian tidak tetap dalam usaha non formal dengan
tingkat pendidikan rendah
4. Pada umumnya penghuni mengalami kemacetan
mobilitas pada tingkat yang paling bawah, meskipun tidak miskin serta tidak
menunggu bantuan pemerintah, kecuali dibuka peluang untuk mendorong mobilitas
tersebut.
5. Ada kemungkinan dilayani oleh berbagai
fasilitas kota dalam kesatuan program pembangunan kota pada umumnya.
6. Kehadirannya perlu dilihat dan diperlukan
sebagai bagian sistem kota yang satu, tetapi tidak semua begitu saja dapat
dianggap permanen.
Kriteria Khusus Permukiman Kumuh:
1. Berada di lokasi tidak legal
2. Dengan keadaan fisik yang substandar,
penghasilan penghuninya amat rendah (miskin)
3. Tidak dapat dilayani berbagai fasilitas
kota
4. Tdak diingini kehadirannya oleh umum,
(kecuali yang berkepentingan)
5. Permukiman kumuh selalu menempati lahan
dekat pasar kerja (non formal), ada sistem
angkutan
yang memadai dan dapat dimanfaatkan secara umum walau tidak selalu murah.
2. Sebab
dan Proses Terbentuknya Permukiman Kumuh
a. Sebab
Terbentuknya Permukiman Kumuh
Dalam perkembangan suatu kota, sangat erat kaitannya dengan mobilitas penduduknya. Masyarakat yang mampu, cenderung memilih tempat huniannya keluar dari pusat kota. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang mampu akan cenderung memilih tempat tinggal di pusat kota, khususnya kelompok masyarakat urbanisasi yang ingin mencari pekerjaan dikota. Kelompok masyarakat inilah yang karena tidak tersedianya fasilitas perumahan yang terjangkau oleh kantong mereka serta kebutuhan akan akses ke tempat usaha, menjadi penyebab timbulnya lingkungan pemukiman kumuh di perkotaan.
Dalam perkembangan suatu kota, sangat erat kaitannya dengan mobilitas penduduknya. Masyarakat yang mampu, cenderung memilih tempat huniannya keluar dari pusat kota. Sedangkan bagi masyarakat yang kurang mampu akan cenderung memilih tempat tinggal di pusat kota, khususnya kelompok masyarakat urbanisasi yang ingin mencari pekerjaan dikota. Kelompok masyarakat inilah yang karena tidak tersedianya fasilitas perumahan yang terjangkau oleh kantong mereka serta kebutuhan akan akses ke tempat usaha, menjadi penyebab timbulnya lingkungan pemukiman kumuh di perkotaan.
Latar belakang lain yang erat
kaitannya dengan tumbuhnya permukiman kumuh adalah akibat dari ledakan penduduk
di kota-kota besar, baik karena urbanisasi maupun karena kelahiran yang tidak
terkendali. Lebih lanjut, hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan antara
pertambahan penduduk dengan kemampuan pemerintah untuk menyediakan
permukiman-permukiman baru, sehingga para pendatang akan mencari alternatif
tinggal di permukiman kumuh untuk mempertahankan kehidupan di kota.
b.
Proses Terbentuknya Permukiman Kumuh
Dimulai dengan dibangunnya perumahan oleh sektor non-formal, baik secara perorangan maupun dibangunkan oleh orang lain. Pada proses pembangunan oleh sektor non-formal tersebut mengakibatkan munculnya lingkungan perumahan kumuh, yang padat, tidak teratur dan tidak memiliki prasarana dan sarana lingkungan yang memenuhi standar teknis dan kesehatan.
Dimulai dengan dibangunnya perumahan oleh sektor non-formal, baik secara perorangan maupun dibangunkan oleh orang lain. Pada proses pembangunan oleh sektor non-formal tersebut mengakibatkan munculnya lingkungan perumahan kumuh, yang padat, tidak teratur dan tidak memiliki prasarana dan sarana lingkungan yang memenuhi standar teknis dan kesehatan.
3. Masalah-masalah yang Timbul Akibat Permukiman Kumuh
Perumahan kumuh dapat mengakibatkan berbagai dampak. Dari
segi pemerintahan, pemerintah dianggap dan dipandang tidak cakap dan tidak
peduli dalam menangani pelayanan terhadap masyarakat. Sementara pada dampak
sosial, dimana sebagian masyarakat kumuh adalah masyarakat berpenghasilan
rendah dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah dianggap sebagai sumber
ketidakteraturan dan ketidakpatuhan terhadap norma-norma sosial.
Terbentuknya
pemukiman kumuh, yang sering disebut sebagai slum
area. Daerah ini sering dipandang potensial menimbulkan banyak
masalah perkotaan, karena dapat merupakan sumber timbulnya berbagai perilaku
menyimpang, seperti kejahatan, dan sumber penyakit sosial lainnya.
Penduduk
di permukiman kumuh tersebut memiliki persamaan, terutama dari segi latar
belakang sosial ekonomi-pendidikan yang rendah, keahlian terbatas dan kemampuan
adaptasi lingkungan (kota) yang kurang memadai. Kondisi kualitas kehidupan yang
serba marjinal ini ternyata mengakibatkan semakin banyaknya penyimpangan
perilaku penduduk penghuninya. Hal ini dapat diketahui dari tatacara kehidupan
sehari-hari, seperti mengemis, berjudi, mencopet dan melakukan berbagai jenis
penipuan. Terjadinya perilaku menyimpang ini karena sulitnya mencari atau
menciptakan pekerjaan sendiri dengan keahlian dan kemampuan yang terbatas,
selain itu juga karena menerima kenyataan bahwa impian yang mereka harapkan
mengenai kehidupan di kota tidak sesuai dan ternyata tidak dapat memperbaiki
kehidupan mereka.
Mereka
pada umumnya tidak cukup memiliki kamampuan untuk mendapatkan pekerjaan yang
layak, disebabkan kurangnya keterampilan, tanpa modal usaha, tempat tinggal tak
menentu, rendahnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, rendahnya daya
adaptasi sosial ekonomi dan pola kehidupan kota. Kondisi yang serba terlanjur,
kekurangan dan semakin memprihatinkan itu mendorong para pendatang tersebut
untuk hidup seadanya, termasuk tempat tinggal yang tidak memenuhi syarat
kesehatan.
Permukiman
kumuh umumnya di pusat-pusat perdagangan, seperti pasar kota, perkampungan
pinggir kota, dan disekitar bantaran sungai kota. Kepadatan penduduk di
daerah-daerah ini cenderung semakin meningkat dengan berbagai latar belakang
sosial, ekonomi, budaya dan asal daerah. Perhatian utama pada penghuni
permukiman ini adalah kerja keras mencari nafkah atau hanya sekedar memenuhi
kebutuhan sehari-hari agar tetap bertahan hidup, dan bahkan tidak sedikit warga
setempat yang menjadi pengangguran. Sehingga tanggungjawab terhadap disiplin
lingkungan, norma sosial dan hukum, kesehatan, solidaritas sosial, tolong
menolong, menjadi terabaikan dan kurang diperhatikan.
Oleh
karena para pemukim pada umumnya terdiri dari golongan-golongan yang tidak berhasil
mencapai kehidupan yang layak, maka tidak sedikit menjadi pengangguran,
gelandangan, pengemis, yang sangat rentan terhadap terjadinya perilaku
menyimpang dan berbagai tindak kejahatan, baik antar penghuni itu sendiri
maupun terhadap masyarakat lingkungan sekitanya. Kondisi kehidupan yang sedang
mengalami benturan antara perkembangan teknologi dengan keterbatasan potensi
sumber daya yang tersedia, juga turut membuka celah timbulnya perilaku
menyimpang dan tindak kejahatan dari para penghuni pemukiman kumuh tersebut.
Kecenderungan terjadinya perilaku menyimpang (deviant
behaviour) ini juga diperkuat oleh pola kehidupan kota yang lebih
mementingkan diri sendiri atau kelompokya yang acapkali bertentangan dengan
nilai-nilai moral dan norma-norma sosial dalam masyarakat.
Perilaku
menyimpang pada umumnya sering dijumpai pada permukiman kumuh adalah perilaku
yang bertentangan dengan norma-norma sosial, tradisi dan kelaziman yang berlaku
sebagaimana kehendak sebagian besar anggota masyarakat. Wujud perilaku menyimpang
di permukiman kumuh ini berupa perbuatan tidak disiplin lingkungan seperti
membuang sampah dan kotoran di sembarang tempat. Kecuali itu, juga termasuk
perbuatan menghindari pajak, tidak memiliki KTP dan menghindar dari
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, seperti gotong-royong dan kegiatan sosial
lainnya. Bagi kalangan remaja dan pengangguran, biasanya penyimpangan
perilakunya berupa mabuk-mabukan, minum obat terlarang, pelacuran, adu ayam,
bercumbu di depan umum, memutar blue film, begadang dan berjoget di pinggir
jalan dengan musik keras sampai pagi, mencorat-coret tembok/bangunan fasilitas
umum, dan lain-lain. Akibat lebih lanjut perilaku menyimpang tersebut bisa
mengarah kepada tindakan kejahatan (kriminal) seperti pencurian, pemerkosaan,
penipuan, penodongan, pembunuhan, pengrusakan fasilitas umum, perkelahian,
melakukan pungutan liar, mencopet dan perbuatan kekerasan lainnya.
Keadaan
seperti itu cenderung menimbulkan masalah-masalah baru yang menyangkut: (a)
masalah persediaan ruang yang semakin terbatas terutama masalah permukiman
untuk golongan ekonomi lemah dan masalah penyediaan lapangan pekerjaan di
daerah perkotaan sebagai salah satu faktor penyebab timbulnya perilaku
menyimpang, (b) masalah adanya kekaburan norma pada masyarakat migran di perkotaan
dan adaptasi penduduk desa di kota, (c) masalah perilaku menyimpang sebagai
akibat dari adanya kekaburan atau ketiadaan norma pada masyarakat migran di
perkotaan. Disamping itu juga pesatnya pertumbuhan penduduk kota dan lapangan
pekerjaan di wilayah perkotaan mengakibatkan semakin banyaknya pertumbuhan
pemukiman-pemukiman kumuh yang menyertainya dan menghiasi areal perkotaan tanpa
penataan yang berarti.
Masalah
yang terjadi akibat adanya permukiman kumuh ini, khususnya dikota-kota besar
diantaranya wajah perkotaan menjadi memburuk dan kotor, planologi penertiban
bangunan sukar dijalankan, banjir, penyakit menular dan kebakaran sering
melanda permukiman ini. Disisi lain bahwa kehidupan penghuninya terus merosot
baik kesehatannya, maupun sosial kehidupan mereka yang terus terhimpit jauh
dibawah garis kemiskinan. (Sri
Soewasti Susanto, 1974)
Secara
umum permasalahan yang sering terjadi di daerah permukiman kumuh adalah:
- ukuran bangunan yang sangat sempit, tidak memenuhi standard untuk bangunan layak huni
- rumah yang berhimpitan satu sama lain membuat wilayah permukiman rawan akan bahaya kebakaran
- sarana jalan yang sempit dan tidak memadai
- tidak tersedianya jaringan drainase
- kurangnya suplai air bersih
- jaringan listrik yang semrawut
- fasilitas MCK yang tidak memadai
4. Upaya
Mengatasi Permukiman Kumuh
Kemiskinan merupakan salah satu penyebab timbulnya
pemukiman kumuh di kawasan perkotaan. Pada dasarnya kemiskinan dapat
ditanggulangi dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan,
peningkatan lapangan pekerjaan dan pendapatan kelompok miskin serta peningkatan
pelayanan dasar bagi kelompok miskin dan pengembangan institusi penanggulangan
kemiskinan. Peningkatan pelayanan dasar ini dapat diwujudkan dengan peningkatan
air bersih, sanitasi, penyediaan serta usaha perbaikan perumahan dan lingkungan
pemukiman pada umumnya.
Cara Mengatasi Permukiman Kumuh:
1. Program Perbaikan Kampung,
yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan sarana
lingkungan yang ada.
2. Program uji coba peremajaan lingkungan
kumuh, yang dilakukan dengan membongkar lingkungan kumuh dan perumahan kumuh
yang ada serta menggantinya dengan rumah susun yang memenuhi syarat.
Bentuk Bentuk Peremajaan Kota Di Indonesia:
1. Perbaikan lingkungan permukiman.
Disini kekuatan pemerintah/public investment sangat dominan, atau
sebagai faktor tunggal pembangunan
kota.
2. Pembangunan rumah susun sebagai
pemecahan lingkungan kumuh.
3. Peremajaan yang bersifat
progresif oleh kekuatan sektor swasta seperti munculnya super
blok (merupakan fenomena yang
menimbulkan banyak kritik dalam aspek sosial yaitu
penggusuran, kurang adanya integrasi
jaringan dan aktifitas trafik yang sering menciptakan
problem diluar super blok). Faktor
tunggalnya adalah pihak swasta besar.
Pemerintah juga telah membentuk institusi yaitu Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas). Tugas Pokok dan Fungsi Bappenas diuraikan
sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 4 dan Nomor 5 Tahun 2002 tentang
Organisasi dan tata kerja Kantor Menteri Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, tugas pokok dan fungsi
tersebut tercermin dalam struktur organisasi, proses pelaksanaan perencanaan
pembangunan nasional, serta komposisi sumber daya manusia dan latar belakang
pendidikannya. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Bappenas dibantu oleh
Sekretariat Utama, Staf Ahli dan Inspektorat Utama, serta 7 deputi yang
masing-masing membidangi bidang-bidang tertentu.
Yang di usahakan adalah: perkembangan
ekonomi makro, pembangunan ekonomi, pembangunan prasarana, pembangunan sumber
daya manusia, pembangunan regional dan sumber daya alam, pembangunan hukum,
penerangan, politik, hankam dan administrasi negara, kerja sama luar negeri,
pembiayaan dalam bidang pembangunan, pusat data dan informasi perencanaan
pembangunan, pusat pembinaan pendidikan dan pelatihan perencanaan pembangunan
(pusbindiklatren), program pembangunan nasional(propenas), badan koordinasi
tata ruang nasional, landasan/acuan/dokumen pembangunan nasional, hubungan
eksternal.
Nuryana 25210226
Ratna Sapitri 25210671
Shinta Nur Amalia 26210523
Tidak ada komentar:
Posting Komentar